Bisnis Comel Pembawa Rezeki

Andy Setyawan menjadi salah satu orang yang pernah gagal tersebut. Semula ia berwirausaha dengan menjual steak daging pada Agustus 2014. Kebetulan makanan tersebut sedang marak digemari masyarakat.
Namun pandangannya tersebut berbeda saat di lapangan. Steak ayam buatannya yang dirancang dijual murah justru kurang diminati sehingga ia harus membatalkan kelanjutan bisnisnya.
Masih di bidang makanan, ia mulai mengembangkan makanan ringan dua bulan kemudian. Apalagi ia menjual produk tersebut di lingkungan kampus sehingga diharapkan mahasiswa atau masyarakat sekitar menikmatinya. Ia memiliki toko di Cipadu, Tangerang Selatan.
"Saya tetap memakai nama merek Steak Kotak Kingdom di usaha yang baru. Tidak ada alasan spesifik memakai nama itu. Saya spontan saja membuatnya," katanya.
Ia lantas membuat usaha makanan ringan dengan merek yang sama, Steak Kotak Kingdom. Ia berharap masyarakat akan melirik usahanya tersebut karena namanya unik. "Dari jauh akan kelihatan aneh. Steak kok memakai botol. Padahal ini makanan ringan yang ditaruh dalam kemasan," katanya.
Kebetulan Andy menjadi dosen mata kuliah New Product Development dan Creative Marketing di Sekolah Bisnis Umar Usman, Pejaten. Ia lantas menerapkan mata kuliah tersebut ke praktik langsung kepada anak didiknya.
Ia menjadi pendiri dan pemilik Steak Kotak Kingdom dengan mengeluarkan modal sekitar Rp 10 juta. Beberapa masyarakat sekitar atau mahasiswanya dilibatkan menjadi pemasok atau pembuat makanan ringan yang dijualnya.
Ia berharap masyarakat sekitar dan mahasiswa sekitar kampus menggemari makanan ringan yang murah. Apalagi produk tersebut dirancang untuk segala usia. "Dalam tiga bulan sudah balik modal dan sudah ada keuntungan," katanya.
Jenis produk yang dijual di Steak Kotak Kingdom yaitu aneka keripik yang disebut pepedesan. Produk ini meliputi keripik singkong, makaroni goreng, mie, telur gabus, emping melinjo, dan pangsit. Lalu ada juga coklat jar yang terdiri atas coklat padat yang dimodifikasi dengan berbagai macam isi, seperti comel atau choco melt yang terdiri atas coklat, rice crispy dan ditaruh dalam toples. Becex yakni brownis dengan inovasi cream, monster yakni jagung dioles madu, coklat dan ditabur susu. Art Cookies yakni aneka kue yang dihias sesuai kemasan unik serta comelt sarang burung yaitu coklat jar yang berisi dry noodle dan lelehan coklat.
Dengan menjual makanan ringan tersebut, omzetnya mencapai Rp 30 juta. Bahkan bisa mencapai dua kali lipat saat hari raya dan libur sekolah. "Strategi branding penamaan menjadi salah satu pemicu lonjakan produk sampai saya dipanggil Bos Comel (salah satu nama produknya)," katanya.
Untuk memerluas jaringan, ia pun menjual produk secara online. Bahkan penjualannya kini sudah menembus pasar Malaysia, Singapura, dan Thailand. Penjualan tersebut mampu memangkas ongkos sewa tempat yang dianggap mahal.
Ia menilai, pemilihan toko online lebih tepat saat ini. Ia juga memerluas penjualan melalui media online di Facebook, Instagram, dan Path. "Kalau pemasaran online akan lebih hemat dan lebih luas jaringannya. Ada beberapa teman yang saya kontak, mereka oke membuka cabang di sana. Tapi saat ini on process," katanya.