4.000 Ibu Hamil Jadi Korban Gempa Lombok

Anak-anak korban gempa Lombok di tenda pengungsian. (ANTARA | ZABUR KARURU)
JAKARTA (HN) -
Sedikitnya 4.000 ibu hamil menjadi korban gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dan masih berada di posko pengungsian. Dari jumlah tersebut, 136 orang telah melahirkan.
Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Situasi Darurat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Nyimas Aliah, Jumat (24/8), mengatakan, kondisi para ibu hamil perlu mendapatkan perhatian, terlebih bagi ibu yang sudah melahirkan beserta bayinya.
"Bayi-bayi ini masih berada di tenda-tenda yang panas. Bayangkan ibu yang baru melahirkan beserta bayinya berada di sana. Pada dasarnya mereka harus berada di sebuah ruangan khusus karena untuk tumbuh kembang si bayi," ujar Nyimas.
Nyimas mengatakan, para ibu yang baru melahirkan harus dibuat senyaman mungkin dan jangan sampai stres. Jika seorang ibu mengalami stres, terlebih dalam situasi bencana, kondisi air susu ibu (ASI) sebagai asupan bayi bisa sulit keluar.
Sebagian besar pengungsi di Pulau Lombok adalah perempuan dengan jumlah 173.236 jiwa. Perinciannya sebagai berikut: Di Kabupaten Lombok Utara, jumlah pengungsi laki-laki 74.300 jiwa dan perempuan 62.882 jiwa; Lombok Timur: laki-laki sebanyak 37.832 jiwa dan perempuan 40.536 jiwa; Lombok Barat: laki -laki 59.734 jiwa dan perempuan 59.084 jiwa; serta di Mataram: laki- laki 7.634 jiwa dan perempuan 10.734 jiwa.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memilah para pengungsi berdasarkan jenis kelamin. Namun, KPP-PA meminta pemilahan juga berdasarkan atas usia dan kondisi pengungsi sebab banyak juga pengungsi yang memiliki kebutuhan khusus.
Reportase : Ahmad Muhajir
Editor :