Bandara Kertajati Terkendala Slot

Bandara Kertajati. (ANTARA|M AGUNG RAJASA )
KERTAJATI (HN) -
Minat maskapai beroperasi di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dinilai minim. Slot penerbangan pada rute di bandara tujuan diangap tidak mencukupi. Maskapai kesulitan membuka rute yang kompetitif di bandara tersebut.
Kepala Sub Divisi Pengendalian Operasi Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan AirNav Indonesia Ida Yuniarti mengatakan, maskapai seperti Lion Air, Batik Air, Garuda Indonesia, dan Citilink selalu ingin membuka rute penerbangan yang gemuk, seperti Bali, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Halim yang dinilai sudah sangat padat.
"Maskapai sulit untuk membuka rute baru dari dan menuju ke lima bandara tersebut saat golden time. Seperti di Yogyakarta ini sudah banyak yang minta, tapi belum bisa," kata Ida di Kertajati, Sabtu (3/11).
Menurut Ida, slot waktu penerbangan menjadi kendala pengembangan Bandara Kertajati. Maskapai berebut slot saat golden time, seperti Bali hanya 30 pergerakan per jam sehingga tidak ada lagi slot tersisa. 'Ini bermasalah. Kalau malam mungkin kosong. Pagi dan siang sudah penuh," ujarnya.
Bahkan keterisian penumpang maskapai Citilink berangsur surut setelah jam penerbangan diubah. Sebelumnya jam penerbangan pagi dengan okupansi 86 persen. Saat diubah menjadi siang, malah turun drastis menjadi 50 persen.
PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) akan memberi insentif kepada maskapai untuk mau membuka rute penerbangan dari dan menuju Bandara Kertajati. Pemilik gerai juga akan diberi keringanan pada tahun pertama usaha untuk menarik pasar.
Direktur Operasi dan Pengembangan BIJB Agus Sugeng Widodo mengatakan, hingga kini pihaknya masih bergelut dengan penerbangan dan pasar yang belum berminat meramaikan bandara. Maskapai menanti potensi penumpang saat pasar enggan masuk karena belum ada rute yang melayani kebutuhan.
"Kami memberikan insentif kepada maskapai dengan tidak memberikan landing fee, parking fee, dan promosi bersama-sama lewat media sosial dan media massa," katanya.
Sisi darat non-aeronautika, BJIB meningkatkan jumlah penyewa gerai. Pihaknya memberikan diskon untuk menyewa tempat usaha di area bandara. Bagi hasil keuntungan untuk BIJB akan dikurangi dan bagian besar untuk pemilik usaha.
Pihaknya bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang bekerja di sektor perjalanan pariwisata seperti Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) serta Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Selain itu, bekerja sama dengan pemerintah kota, kepala daerah, dan dinas pariwisata agar mendukung bandara ini sebagai pertumbuhan ekonomi di Ciayu Majakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan).
Agus mengatakan, kendala utama yang menyebabkan BIJB Kertajati sepi karena Bandara Husein Sastranegara di Bandung masih dibuka. Jika Bandara Bandung ditutup, Kertajati menjadi bandara utama bagi masyarakat Jawa Barat bagian Selatan.
"Tol Cisumdawu juga belum jadi. Kalau Bandara Bandung sudah ditutup, permasalahan Kertajati akan selesai semua," ujarnya.
Reportase : Dian Riski Rosmayanti
Editor : Didik Purwanto