Budaya Lokal Rasa Modern di Market Art Semasa

Joe mengungkapkan, bazar kali ini sangat spesial karena bekerja sama dengan Pemprov DKI. Pemprov mewadahi kreativitas berkarya generasi muda, terutama dalam bidang seni dan budaya yang dikemas dalam bentuk bazar.
Mengusung konsep kearifan lokal rasa modern, bazar kali ini tak hanya dimonopoli satu atau dua jenis tenant, tapi banyak varian yang bercita lokal dalam kemasan modern. "Mulai dari seni kerajinan keramik, makanan, baju, pernak-pernik seni yang unik, dan masih banyak lagi," ujarnya.
Sebanyak 65 tenant yang mengikuti bazar ini telah melalui kurasi ketat. Seperti harus ada kesesuaian dengan konsep atau tema yang diusung. Misalnya jam kayu kekinian. Meski berbahan dasar kayu jati dan tenun bercita lokal, ta[i didesain estetik dan modern. "Namun, secara spesifik tak ada perbedaan dengan bazar-bazar sebelumnya," jelas dia.
Membuka lapak offline berupa bazar bukanlah hal baru bagi Semasa. Sebab, bazar ini memang digelar rutin setiap tahun. Selain menjadi sarana berkumpul pencinta seni, juga ajang memperkenalkan tempat-tempat di Jakarta. "Tiga kali sih kami menggelar bazar setiap tahun," kata Joe.
Bazar pertama pada 2019 di Kota Tua ini tak hanya diikuti tenant dari Jakarta, tetapi juga tenant dari Bandung, Surabaya, Bali, Singapura, Malaysia, Thailand hingga Hawaii. Selain menikmati bazar, pengunjung bisa melakukan perjalanan tur yang dipandu oleh panitia di sekitar Jakarta, seperti Monas, Balai Kota, Perpustakaan Nasional, Galeri Nasional, Tugu Tani, serta Istana Wakil Presiden.