SRIMENANTI
Eksplorasi Fiksi Joko Pinurbo

Saya pernah ditanya wartawan, "Lukisanmu termasuk aliran apa?" Saya malas dan tidak tertarik menjawab pertanyaan semacam itu. Saya tidak tertarik pada label.
Hari-hari ini kegemaran bermain label kembali merajalela dan banyak orang lupa atau tidak menyadari bahayanya.
Diam-diam saya jeri menanggung beban yang diakibatkan oleh permainan label dan stigma. Namun, bagaimanapun saya mencintai hidup ini.
Di saat-saat rentan hati, ingin rasanya saya pergi mengasingkan diri. Pergi jauh ke sebuah pelukan dan berlabuh di bahu seseorang, tetapi pelukan siapa, bahu siapa?
Srimenanti adalah novel perdana Joko Pinurbo setelah sebelumnya ia membukukan 500 puisi dalam 12 judul berbeda. Dan, dalam buku ini Jokpin membaurkan segala yang fiksi dan yang nyata.
Pada pengantar di bagian awal novel, Jokpin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sapardi Djoko Damono atas puisi-puisinya yang menginspirasi.
"Pada Suatu Pagi Hari telah menyebabkan saya melahirkan buku cerita ini. Buku cerita ini merupakan karya fiksi meskipun di dalamnya terdapat nama-nama yang dapat dijumpai di dunia nyata," tuturnya.
Srimenanti, senapas dengan judul novel ini, merupakan tokoh utama di dalam cerita. Dikisahkan bagaimana seorang pemuda berupaya untuk meraihnya lewat dukungan berbagai hal. Termasuk puisi-puisi kegemaran pemuda itu ataupun karya seni lainnya yang ia minati.
Joko Pinurbo telah belajar bersastra sejak di bangku SMA. Kepenyairannya mulai dikenal usai menerbitkan kumpulan puisi Celana (1999).
Sebagai sastrawan, berbagai penghargaan atas karyanya pernah diraihnya. Antara lain Hadiah Sastra Lontar pada 2001, Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001 dan 2012, Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2002 dan 2014, Kusala Sastra Khatulistiwa 2005 dan 2015, serta South East Asian (SEA) Write Award pada 2014.
Sederet prestasi dan apresiasi tidak membuatnya berhenti menulis. Ia justru semakin giat dan bereksplorasi. Buku puisi terkininya antara lain Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016), Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (2016), dan Buku Latihan Tidur (2017).
Namun, karya teranyarnya ini dinilai sebuah pencapaian baru dalam perjalanan kepenulisan Jokpin. Perlu dirayakan dan diapresiasi.
Dalam novel Srimenanti, Jokpin bereksplorasi dalam teknik bercerita dan memainkan batas antara yang nyata dengan yang tak kasatmata dalam alur ceritanya.