Erdogan Restui Pemilu Ulang Istanbul

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) melambaikan tangan di hadapan anggota AKP dalam pertemuan di parlemen, Ankara, Selasa (7/5). ( AFP | TURKISH PRESIDENTIAL PRESS SERVICE )
ISTANBUL (HN) -
"Anda pasti kecewa, tapi jangan pernah kehilangan harapan," ujarnya di hadapan ribuan orang di Istanbul, Senin malam.
Selain kalah di Istanbul, AKP juga mengalami pukulan telak di Ibu Kota Ankara. Pengamat berpendapat melemahnya perekonomian Turki meluruhkan kepercayaan publik dan demikian memangkas popularitas Erdogan dan partainya.
"Istanbul mengendalikan sumber daya finansial sangat besar. Kekalahan di sini sudah pasti melemahkan mesin partai," kata Emre Erdogan, profesor ilmu politik di Bilgi University, Istanbul.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik rencana mengulangi pemilu lokal di Istanbul, sementara kubu oposisi menudingnya sebagai upaya menodai demokrasi.
"Kami yakin ada kecurangan dan penyimpangan dalam pemilihan wali kota di Istanbul. Dengan demikian, pemilu ulang adalah solusi terbaik untuk daerah tersebut," kata Erdogan di depan sebagian anggota parlemen, Selasa (7/5).
Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan menang secara nasional, tapi mengalami kekalahan untuk perebutan kursi wali kota di Istanbul dalam Pemilu Lokal 31 Maret. Pemilu ini menentukan 30 wali kota dan 1.351 wali kota distrik, serta 20.500 anggota dewan kota.
Berdasarkan hasil penghitungan final, calon wali kota Ekrem Imamoglu dari kelompok oposisi Partai Rakyat Republikan (CHP) menang dengan marjin tipis atas Binali Yildirim yang diusung AKP. Karena hasil itu masih jadi sengketa, ia pun menjabat dengan status Wali Kota Sementara Istanbul sejak 17 April.
Dewan Elektoral Tertinggi (YSK), otoritas tertinggi dalam urusan pemilu di Turki, lantas menganulir hasil itu pada Senin (6/5), yang ditindaklanjuti dengan instruksi menggelar pemilu ulang di Istanbul. Ketua CHP Kemal Kilicdaroglu mengecam keras keputusan tersebut dan menuding tujuh anggota YSK sebagai "antek" Erdogan.
"Suatu hari nanti mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, Mereka mendapat kekuasaan dari istana, sedangkan kami didukung mayoritas rakyat," kata Kilicdaroglu dalam pidato televisi.
Kekalahan di Istanbul, pusat perekonomian negara, merupakan pukulan telak bagi Erdogan dan partainya, yang menguasai kota itu selama 25 tahun terakhir. Erdogan sendiri marak sebagai presiden setelah meniti karier sebagai wali kota di Istanbul.
Imamoglu, yang memimpin Distrik Beylikduzu di Istanbul selama lima tahun terakhir, meminta pendukungnya tidak kehilangan harapan ketika pemilu ulang digelar pada 23 Juni. Ia akan maju lagi dan yakin masih bisa menang.
Keputusan YSK untuk mengulang pemilihan wali kota di Istanbul mendapat sorotan publik internasional. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyatakan pembatalan hasil pemilu adalah tindakan "tidak transparan dan serampangan".
Sementara itu, Uni Eropa mendesak YSK untuk secepatnya memberikan alasan mengulang pemilu. "Memastikan proses pemilu yang transparan, bebas, dan adil adalah esensi demokrasi. Itu pula inti relasi UE dengan Turki," kata pemimpin diplomat UE Federica Mogherini.
Kekalahan di Ankara mungkin dibiarkan, tapi Erdogan keberatan melepas Istanbul.
Reportase : AFP | Dani Wicaksono
Editor : Dani Wicaksono