Penerbangan Haji di Kertajati Batal

Bandara Kertajati. (ANTARA|M AGUNG RAJASA )
BANDUNG (HN) -
Rencana keberangkatan pertama jamaah haji dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, di Kabupaten Majalengka, batal. Padahal rencananya akan dilaksanakan pada 20 Juli 2019.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil, di Gedung Sate Bandung mengatakan, Maskapai Saudi Airlines merasa belum siap melakukan penerbangan di Bandara Kertajati. Kerumitan administrasi menjadi alasan.
Menurut dia, maskapai masih akan melakukan pemberangkatan haji dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng. "Pihak Saudi Airlines keberatan karena kerumitan administrasi yang deal dengan Bandara Soekarno Hatta," kata dia di Bandung, Senin (10/6).
Gubernur Emil-sapaan akrab Ridwan Kamil--menegaskan, batalnya penerbangan haji dari Bandara Kertajati bukan karena masalah infrastruktur bandara. Maskapai Saudi Airlines bersikeras dengan Bandara Soekarno Hatta karena sudah lama beroperasi di sana. "Saya sudah mengupayakan," kata dia.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menargetkan pada 2020 BIJB Kertajati menjadi tempat pemberangkatan haji. Begitu pun untuk penerbangan umrah yang akan berlangsung pada bulan Agustus-September 2019.
"Saya sudah minta bulan Juni dan beliau (Kakanwil Kemenag Jabar) sudah berjanji bulan Juni penetapan itu bisa selesai," kata Iwa.
Menurut dia, agar target 2020 dapat dipenuhi, sebelumnya harus ada penetapan lebih dulu dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Kemenag menyatakan BIJB tidak dapat digunakan untuk keberangkatan haji tahun ini. Kemenag tidak bisa mengubah perjanjian bilateral antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
Selain itu, terlalu banyak instansi dalam negeri dan luar negeri yang perlu dilibatkan sehingga pengurusannya tidak dapat dilakukan dalam tempo singkat.
Berdasarkan rapat dengan Kemenag, Iwa mengatakan, embarkasi haji semakin pasti akan dibangun di Kabupaten Indramayu. Pertimbangan utamanya karena Pemkab Indramayu telah memberikan hibah lahan seluas 8 hektare beserta sertifikat.
"Atas dasar tersebut, Kemenag menetapkan embarkasi haji adanya di Kabupaten Indramayu, berada sekitar 40 kilometer dari Bandara Kertajati dengan jarak tempuh 30 menit," tuturnya.
Sebagai kelengkapan fasilitas di embarkasi di Indramayu, Pemprov Jawa Barat diminta oleh Kemenag membangun masjid untuk jamaah. Permintaan khusus ini dikeluarkan karena Kemenag memiliki keterbatasan dana. "Ini segera diusulkan ke Gubernur dan DPRD agar pembangunan masjid menjadi anggaran di APBD 2020," kata Iwa.
Selain masjid, Kemenag juga meminta bantuan dibangunkan pagar sepanjang kawasan embarkasi. Seluruhnya akan menjadi hibah dari Pemkab Indramayu.
Reportase : ANTARA
Editor : Burhanuddin