Pemerataan Dokter Kandungan Dibutuhkan

Dokter kandungan. (ISTIMEWA)
JAKARTA (HN) -
"Dokter kandungan hampir 1.500 orang di Indonesia, 700 di antaranya di Jakarta. Jumlah tersebut masih terbilang kurang memadai di daerah terpencil," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit (RS) Jakarta Ardiansjah Dara kepada HARIAN NASIONAL usai sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/6).
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) tahun 2015, kematian ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 305 berbanding 100 ribu kelahiran hidup. Kondisi ini dinilai masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara.
Dia menjelaskan, tak banyak dokter spesialis kandungan yang baru lulus bersedia ditempatkan bertugas di wilayah terpencil.
"Ibu hamil di daerah terpencil jarang keluar dari daerahnya untuk melakukan pemeriksaan kandungan," katanya.
Ardiansjah menyebut, ibu hamil seharusnya melakukan pemeriksaan terhadap kandungannya minimal empat kali. Menurut dia, hal ini sesuai rekomendasi dinas kesehatan di setiap daerah.
Dokter Spesialis Anak RSAB Harapan Kita Lucia Nauli Simbolon, secara nasional seharusnya menurun sejak tahun 2015. Proses penanganan terhadap ibu hamil yang akan menjalani persalinan semakin baik.
"Setiap kelahiran dengan operasi sesar melibatkan dokter spesialis anak. Persalinan normal yang melahirkan bayi prematur juga dilibatkan."
Sesditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eni Gustina mengaku belum bisa menyampaikan data terbaru terkait AKI di Indonesia. Survei mengenai AKI hanya dilakukan setiap lima tahun. "Jadi masih berdasarkan Supas tahun 2015. Menentukan angka menurun atau tidaknya harus dilakukan survei," kata Eni.
Pemerataan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Indonesia perlu menjadi perhatian pemerintah. Upaya pemerataan hingga wilayah terpencil dibutuhkan guna mencegah kasus kematian ibu yang kerap terjadi pada perempuan hamil.
"Dokter kandungan hampir 1.500 orang di Indonesia, 700 di antaranya di Jakarta. Jumlah tersebut masih terbilang kurang memadai di daerah terpencil," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit (RS) Jakarta Ardiansjah Dara kepada HARIAN NASIONAL usai sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/6).
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) tahun 2015, kematian ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 305 berbanding 100 ribu kelahiran hidup. Kondisi ini dinilai masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara.
Dia menjelaskan, tak banyak dokter spesialis kandungan yang baru lulus bersedia ditempatkan bertugas di wilayah terpencil.
Menurut Ardiansjah, selain faktor sebaran dokter, kerawanan terjadinya kematian pada ibu hamil di daerah terpencil juga dipicu sebab lain.
"Ibu hamil di daerah terpencil jarang keluar dari daerahnya untuk melakukan pemeriksaan kandungan," katanya.
Ardiansjah menyebut, ibu hamil seharusnya melakukan pemeriksaan terhadap kandungannya minimal empat kali. Menurut dia, hal ini sesuai rekomendasi dinas kesehatan di setiap daerah.
Dokter Spesialis Anak RSAB Harapan Kita Lucia Nauli Simbolon, secara nasional seharusnya menurun sejak tahun 2015. Proses penanganan terhadap ibu hamil yang akan menjalani persalinan semakin baik.
"Setiap kelahiran dengan operasi sesar melibatkan dokter spesialis anak. Persalinan normal yang melahirkan bayi prematur juga dilibatkan."
Sesditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eni Gustina mengaku belum bisa menyampaikan data terbaru terkait AKI di Indonesia. Survei mengenai AKI hanya dilakukan setiap lima tahun. "Jadi masih berdasarkan Supas tahun 2015. Menentukan angka menurun atau tidaknya harus dilakukan survei," kata Eni.
Reportase : Ridsha Vimanda Nasution
Editor : Aria Triyudha