Makanan Risiko Penularan Hepatitis

Ilustrasi Hepatitis A. (DREAMSTIME.COM)
Dinkes dan BPBD Pacitan gencar menyalurkan bantuan air bersih.
JAKARTA (HN) - Penyakit Hepatitis A yang menyerang lebih dari 800 orang warga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), menjadi perhatian serius pemerintah daerah bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Meski penyakit yang disebabkan oleh virus ini dinilai sulit untuk menular dari orang ke orang, tapi risiko penularan paling tinggi melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat menjaga kebersihan diri dan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat serta steril," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam di Jakarta, Minggu (30/6).
Kasus Hepatitis A yang terjadi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), September 2018, menjadi contoh. Belakangan diketahui masyarakat yang terserang penyakit ini karena kerap mengonsumsi air galon isi ulang tak bermerek yang diminum tanpa dimasak lebih dulu.
Diperkirakan di dunia sekitar 1,5 juta penderita dengan gejala Hepatitis A setiap tahun. Per tahun diperkirakan sekitar 10 juta yang terinfeksi, umumnya terjadi di bagian dunia dengan sanitasi buruk dan tidak cukup air bersih.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto senada. Penyakit Hepatitis A tidak jauh berbeda dengan orang yang sakit karena keracunan makanan. Sumber penularan lewat makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi virus.
Pencegahan utama penyakit tidak menular, kata dia, dengan menjaga kebersihan diri serta lingkungan tempat tinggal. "Masyarakat juga perlu menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, konsumsi sayur dan buah, serta olahraga atau beraktivitas fisik untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Pacitan sebelumnya menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A karena penyakit tersebut menyebar begitu cepat dan menyerang lebih dari 800 orang hanya dalam beberapa hari. Selain lingkungan yang kurang bersih, kekeringan akibat kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir turut mempercepat penyebaran virus ini di wilayah tersebut.
"Kekeringan telah menyebabkan pasokan air bersih di masyarakat berkurang. Ini ikut memicu persebaran virus Hepatitis A dalam dua pekan terakhir," kata Kepala Dinkes Kabupaten Pacitan Eko Budiono.
Kesimpulan tersebut diperoleh tim sanitarian dan epidemiologi Dinkes Pacitan saat melakukan serangkaian kegiatan surveilansi ke desa-desa yang warganya banyak tertular virus Hepatitis A, termasuk di desa pertama di Kecamatan
Sudimoro yang dicurigai menjadi titik awal munculnya virus ini. "Kami sempat dapati sumber air bersih yang mengalir ke rumah-rumah warga warnanya sedikit cokelat kemerahan. Itu kan air di penduduk rata-rata dialirkan dari atas gunung menggunakan selang," ujarnya.
Kondisi itu diperparah dengan pola pengolahan makanan-minuman yang kurang tepat. Misal dalam memasak air, tidak sampai mendidih. "Ini kalau ada kontaminasi, virus Hepatitis tidak akan mati," kata Staf Sanitarian Dinkes Pacitan Dian Bahri.
Situasi yang serbakurang suplai air bersih itu memperburuk situasi. Begitu jatuh korban penyakit kuning pertama di Sudimoro, virus kemudian cepat menyebar sebagai dampak lingkungan yang tidak bersih dan suplai air bersih yang kurang. "Apalagi momentumnya hampir bersamaan dengan Lebaran dan musim hajatan. Kontaminasi makanan dan minuman paling cepat menularkan virus dari orang ke orang," ujar Eko.
Untuk membantu mencegah persebaran, Dinkes Pacitan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyalurkan bantuan air bersih. Suplai air bersih dan paket bantuan sanitarian diharapkan bisa meminimalkan dampak lanjutan agar kasus Hepatitis A tidak kian merebak.
Reportase : ANTARA | Seruni Rara Jingga
Editor : Herman Sina