OPEC Sepakati Pangkas Produksi

Ilustrasi OPEC. (WALL STREET JOURNAL)
Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat memangkas produksi 500 ribu barel per hari. Kebijakan tersebut untuk mendongkrak harga yang selama ini rendah.
Kesepakatan ini akan berlaku efektif 1 Januari 2020. Nilai tersebut akan menetapkan target produksi 1,7 juta barel per hari, atau lebih rendah dari level produksi pada Oktober 2018.
Arab Saudi dan Rusia akan mengurangi setengah produksinya lagi tahun depan. Dalam kesempatan itu, OPEC juga mengumumkan negara yang berpartisipasi, terutama Arab Saudi juga akan memangkas produksi tambahan secara sukarela menjadi 2,1 juta barel per hari.
Menteri Perminyakan Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman mengatakan, pertemuan anggota OPEC ini berlangsung sejak Kamis (5/12) hingga Minggu (8/12).
Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadban mengatakan, apa yang akan terjadi selama kuartal pertama (2020) akan dinilai selama pertemuan luar biasa OPEC dan mitranya pada awal Maret.
Dia mengatakan, pemangkasan tambahan ini bahkan dapat diperpanjang hingga akhir 2020. "Namun, itu terlalu dini untuk dikatakan sekarang," katanya.
Analis David Madden di CMC Markets mengatakan, negosiasi yang biasa terjadi di OPEC berlanjut, ketika Saudi menyerukan kepatuhan yang lebih besar kepada anggota-anggotanya. Di sisi lain, produksi minyak di Irak telah kelebihan produksi.
Menurut Caroline Bain di Capital Economics, ketidakpastian utama yang dihadapi pasar minyak sekarang adalah pasokan OPEC+ mulai April 2020.
"Akibat prospek pelemahan permintaan global, tebakan terbaik kami pemangkasan produksi minyak akan diperpanjang untuk sisa tahun ini."
Hingga kini, anggota OPEC tetap di bawah tekanan dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. China yang selama ini menjadi importir minyak terbesar di dunia mengalami pelambanan permintaan.
Reportase : AFP | Didik Purwanto
Editor : Didik Purwanto