Liburan Aman Bebas Virus

Petugas memeriksa kesehatan calon penumpang sebelum pemberangkatan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (15/5). (ANTARA | FAUZAN)
JAKARTA (HN) -
Kementerian Pariwisata memprediksi pergerakan orang kembali normal akhir tahun ini, khususnya setelah pandemi COVID-19 berakhir. Saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), orang akan melakukan perjalanan wisata dan mudik sebagai pengganti pelarangan pada Lebaran tahun ini.
Kementerian Pariwisata mempersiapkan dengan serangkaian program promosi di berbagai destinasi wisata terbaik, seperti Lombok, Bali, Yogyakarta, dan Danau Toba.
Kepala Biro Humas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu mengatakan telah mengampanyekan higienitas, kebersihan toilet, keselamatan, dan keamanan di objek pariwisata. Setelah pandemi selesai, tidak mudah bagi pemerintah untuk memulai kembali promosi wisata yang sehat dan bersih untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menurut dia, logika psikologi manusia saat lama dikurung pasti ingin keluar dan jalan menikmati udara terbuka. Pariwisata sudah masuk kebutuhan pokok manusia.
"Jadi yakin akan rebound. Perlu disiapkan implementasi kehidupan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Ayu kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Rabu (13/5).
Periode masa pemulihan sektor pariwisata akan dilihat setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan masa tanggap darurat ini selesai. Ayu mengatakan, pembangunan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) tetap jalan, belum ada penambahan infrastruktur atau penundaan pekerjaan. "Saat semuanya dimulai, penerapan protokol COVID-19 harus disiplin," kata Ayu.
Saat ini sedang dibuat persiapan beberapa destinasi di Bali, Kepulauan Riau, dan Borobudur. Rencana jangka pendek, pemulihan pascapandemi dengan koordinasi dan identifikasi dampak COVID-19 di dalam negeri ataupun organisasi internasional.
Pemulihan di destinasi mencakup atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM, pemasaran dan industri. Program pemulihan yang sedang dilakukan di antaranya bersih toilet di seluruh destinasi dan bersih destinasi.
Strategi ini, kata dia, dinilai akan menjadi daya tarik wisatawan. Indonesia menjamin kebersihan di seluruh destinasi yang ditawarkan. "Kami pun akan mulai gencarkan pemasaran di dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan pemerintah mempersiapkan antisipasi kehidupan baru pascapandemi. Program tersebut, kata Ayu, akan ditambah dengan protokol-protokol kesehatan yang sedang dipersiapkan seperti di bandara, restoran, hotel, tempat hiburan, dan bioskop.
Penguatan dan revitalisasi destinasi juga dilakukan untuk menyiapkan dan menata atraksi, mitigasi bencana, penataan kunjungan, penerapan sadar wisata, revitalisasi toilet (cuci tangan, hand sanitizer), sampah, pos layanan kesehatan, hingga peralatan keselamatan. "Akses internet juga sedang dipersiapkan," katanya.
PT Angkasa Pura I juga memprediksi lonjakan pergerakan penumpang angkutan udara pada libur akhir tahun. Masyarakat sejak sekarang menunggu waktu bisa bepergian dengan aman dari berbagai ketakutan penyakit.
VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengatakan akan tetap menjaga standar kebersihan, jaga jarak penumpang, hingga sosialisasi penggunaan masker. Bandara juga tetap menyemprot disinfektan dan menyiapkan cairan pembersih tangan di setiap sudut.
"Persiapan di akhir tahun ini dua kali lipat dari biasanya. Masyarakat yang tidak bisa mudik Lebaran akan dikompensasi akhir tahun ini," ujarnya.
Beberapa bandara bahkan sudah siap menampung lonjakan, seperti Kulon Progo, Semarang, dan Juanda. Bandara lain masih dalam pengembangan dan perluasan seperti Makassar, Manado, Kupang, Ambon, dan Jayapura.
"Untuk proyek yang sudah kontrak itu lanjut. Namun, proyek yang bisa dijadwal ulang, bisa kita tahan dulu. Melihat kondisi sekarang ini, kita harus memastikan pendapatan bisa menjaga cicilan pinjaman," katanya.
PT Angkasa Pura II masih melihat prediksi pasti kapan pandemi COVID-19 ini bisa selesai. Pihaknya hingga sekarang belum ada persiapan lonjakan akhir tahun. Pengembangan beberapa bandara banyak ditunda akibat minim investasi akibat pandemi.
VP Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan telah mengantisipasi lonjakan penumpang di akhir tahun ini. Pihaknya akan berkoordinasi dengan semua pemegang keputusan.
"Yang jelas kami memegang prinsip safety, security and service. Jadi kami memastikan seluruh layanan dapat berjalan optimal," ujar Yado.
Beberapa proyek masih berjalan seperti revitalisasi Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, proyek lainnya sudah mulai melambat dan diberhentikan sementara karena pandemi COVID-19.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi mengatakan, sektor pariwisata belum tentu bisa kembali pulih setelah COVID-19 selesai. Banyak pelaku pariwisata dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) gulung tikar.
"Nantinya masih akan sulit. Kita perlu kembali penyediaan permodalan baru. Sekarang ini (modal) sedang habis-habisan," kata Didin.
Potensi pasar pun belum bisa ditentukan kapan bisa langsung berkembang. Perjalanan yang akan terjadi setelah pandemi COVID-19 ini selesai kemungkinan untuk kebutuhan mudik dan kunjungan keluarga.
"Saya yakin kalau dari luar ke Indonesia akan sulit. Kalau di dalam negeri akan bergantung harga tiket pesawat. Kalau masih dibatasi kapasitas angkut hanya 50 persen, mungkin tiket akan mahal. Ini akan menjadi pertimbangan," ujarnya.
Didin mengaku sekarang sudah ada pelaku yang mulai memberanikan diri membuka hotel dan reservasi pariwisata akhir tahun. Namun, masih minim peminat akibat belum ada kepastian kapan pandemi COVID-19 ini selesai.
Saat perbaikan pasar pun, kata dia, biaya pariwisata akan lebih mahal karena standar kebersihan lebih ditingkatkan. Nantinya akan menjadi pariwisata berkelanjutan dan wisata sehat dengan menekankan protokol kesehatan. Dia memprediksi bisnis pariwisata di Jakarta dan Bali kali pertama bergerak positif.
"Patokannya dua ini sebelum kota-kota lain. Jika dua kota ini sudah kembali normal, kota lain akan ikut bergerak tetapi belum sampai pemulihan seperti semula," kata Didin.
Reportase : Dian Riski Rosmayanti
Editor : Didik Purwanto