Perjalanan Roger Federer Menjaga Kualitas & Kepercayaan

THE FED. Roger Federer menempati posisi teratas daftar tahunan Forbes kategori atlet berbayaran tertinggi. Ini kali pertama petenis profesional mengambil alih top spot sejak debutnya pada 1990, dengan pendapatan sebelum pajak US$ 106,3 juta.
Pendapatan tersebut mencakup hadiah uang US$ 6,3 juta, plus US$ 100 juta dari endorsement dan iklan lainnya. Catatan ini mengangkatnya dari urutan lima besar pada 2019, sekaligus mematahkan rekor ‘tertinggi’ sebelumnya, yakni runner-up pada 2013.
“Kemurnian brand yang dibangunnya tak tertandingi,” ujar profesor bisnis olahraga Marshall School of Business, USC, David Carter, seperti dilansir Forbes, Jumat (5/6).
Portofolio endorsement Federer memang jauh di atas atlet profesional lain yang masih aktif. Pemegang 20 gelar Grand Slam itu dipercaya 13 brand berbeda.
Ia dipuji berkat konsistensinya, meski puncak kariernya acap kali dibilang terlambat. Setidaknya, Federer satu-satunya atlet selain pegolf Tiger Woods yang mampu meraup US$ 100 juta dalam setahun hanya dari sponsorship.
Federer jadi bintang tak hanya di lapangan. Karier kebintangannya meluas hingga banyak brand mengasosiasikan kekuatan merek mereka pada kualitas personal dan profesionalnya.
Rolex, Rolex, Credit Suisse, Mercedes-Benz, dan Wilson telah menjadi bagian dari Tim Fed selama lebih dari satu dekade. Dan, Nike jadi pengecualian.
Federer mengejutkan dunia ketika memutuskan berpisah dari raksasa sneaker setelah 20 tahun bersama pada 2018. Kala itu, ia menandatangani kontrak dengan brand apparel Uniqlo.
Kesepakatan ini sempat diragukan. Sebab, Federer hampir genap 37 tahun. Usia yang tak muda, ketika hampir semua petenis menjadikannya momentum gantung raket.
“Dampaknya belum terasa, tapi kami yakin dengan statusnya sebagai petenis terhebat sepanjang masa, Roger akan membawa perubahan positif pada dunia,” ujar direktur kreatif global Uniqlo, John Jay, optimistis.
Tak cukup sampai di sini, Federer juga menggunakan uang dan kapasitasnya sebagai pesohor dunia untuk ambil bagian dalam upaya penyejahteraan anak-anak di Afrika agar mereka mendapat kesempatan belajar yang sama.
Yayasan atas namanya telah menggelontorkan dana US$ 52 juta untuk pendidikan 1,5 juta anak di sana, tanah kelahiran sang ibunda.