Keterlibatan UKM Dalam Platform Digital Minim

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyayangkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang masih belum berdaya. Terlebih lagi belum mampu menembus pasar digital (e-commerce).
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, pelaku pasar besar mendominasi transaksi penjualan di e-commerce. Hanya 13 sektor UKM yang tergabung dalam platform digital.
“Ini artinya, e-commerce belum menggerakkan UKM kecil,” ujar Tulus saat webinar Kompas100 CEO FORUM dari Jakarta, Kamis (14/1).
Tulus memerkirakan, sekitar 12 juta pengguna baru e-commerce sejak pandemi COVID-19. Sekitar 40 persen di antaranya akan tetap menggunakan e-commerce walaupun pandemi COVID-19 telah berakhir.
Berdasarkan data Indonesian E-Commerce Association (idEA) dan We Are Social, belanja daring di Indonesia selama pandemi COVID-19 meningkat 25-30 persen. “Namun pengaduan masalah di e-commerce juga signifikan. Bahkan pada 2018, masalah e-commerce menduduki peringkat pertama dari seluruh aduan,” ujar Tulus.
Co-CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan tahun ini akan lebih memfokuskan pasar dalam negeri. Gojek akan fokus bekerja sama dengan mitra UMKM, termasuk restoran dalam layanan GoFood.
Begitu juga peningkatan layanan Gopay untuk pembayaran secara nontunai secara daring, bukan hanya luring via QRCode.
Selain itu, fokus layanan GoMart yang sebelumnya kurang diprioritaskan. Bahkan selama pandemi ini, jumlah pengguna dan transaksi konsumen di GoMart meningkat 7-8 kali lipat di sepanjang tahun lalu. “Kita akan investasi lumayan besar di sana,” ujarnya.