Rutin Minum Vitamin C? Faktor Berikut Penting Dicermati

Memasuki masa adaptasi kenormalan baru, vitamin C masih berperan penting dalam mendukung sistem imunitas kita. Meski demikian, konsumsi vitamin C ternyata bisa juga memicu berbagai gejala dan ketidaknyamanan di lambung, khususnya bagi mereka yang memang memiliki kecenderungan gangguan asam lambung.
Nutrisionis, sekaligus pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan Ketua Indonesia Sport Nutritionists Association (ISNA) Dr Rita Ramayulis DCN MKes menjelaskan, peran vitamin C sebagai zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh setiap hari dan harus didatangkan dari luar.
“Selain berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan penyerapan mineral seperti kalsium dan zat besi, vitamin C memiliki lima peran spesifik terhadap imunitas,” papar Rita, Senin (18/10).
Pertama, memindahkan neutrofil (sel darah putih yang membantu melawan infeksi) ke jaringan yang terinfeksi sehingga infeksi segera bisa diatasi. Kedua, mempercepat produksi sitokin sebagai bahan pesan utama untuk tubuh terinfeksi atau tidak.
Ketiga, mengaktivasi kerja sel darah putih dalam memakan bakteri atau antigen lainnya. Keempat dan kelima, mempercepat pertambahan jumlah sel B dan sel T (imunoglobulin) yang bertugas mengingat struktur virus tertentu.
“Jadi intinya, di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defisiensi vitamin C,” tambahnya.
Namun, ternyata konsumsi vitamin C harus tepat. Juga tidak sembarang. Alih-alih memperkuat imunitas, ternyata pada orang tertentu justru bisa memicu permasalahan lain, khususnya jika memiliki lambung yang sensitif.
Berikut beberapa faktor yang penting untuk dicermati dalam memilih vitamin C yang layak dikonsumsi setiap hari.
Pilih yang Aman untuk Lambung
Pilihan mengonsumsi vitamin C dengan asupan suplemen untuk menjaga kesehatan secara umum setiap hari merupakan hal yang wajar dilakukan. Sebab tidak semua orang biasa atau suka makan sayur dan buah dalam jumlah yang cukup. Atau, kalaupun jumlahnya cukup, cara pengolahan atau kualitas makanan bisa mempengaruhi kandungan vitamin C di makanan tersebut.
dr. Iwan Dermawan menemukan banyak pasien yang mengeluhkan lambungnya perih sesudah minum vitamin C. Mereka biasanya menunjukan gejala sendawa berkepanjangan atau gejala-gejala tidak nyaman lainnya.
“Perlu diingat bahwa vitamin C memiliki nama lain asam askorbat. Sesuai namanya, maka sifatnya asam dan pada orang tertentu bisa mempengaruhi kondisi asam lambung,” tutur Iwan.
Senada, Rita mengungkapkan, suplementasi vitamin C yang beredar berbeda-beda ikatannya. Ada yang bentuknya asam askorbat murni dan biasanya cenderung bereaksi meningkatkan produksi asam lambung.
“Tetapi pada beberapa suplemen lain asam askorbat itu diikat dengan dengan mineral yang bersifat basa. Jadi, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam, karena sifat mineral itu membasakan, sehingga terjadi keseimbangan asam basa di dalam lambung,” tuturnya.
“Hal ini dimungkinkan berkat kecanggihan teknologi di bidang farmasi. Salah satunya sodium askorbat yang sering disebut buffered vitamin C. Jadi, walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung.”
Hindari Yang Bersoda dan Berpengawet
Selain kandungan pengikat asam askorbat ini, Rita juga menganjurkan kita untuk mewaspadai kandungan soda di beberapa suplemen vitamin C dalam kemasan. Penggunaan soda di vitamin C soda itu terjadi karena beberapa alasan, misalnya agar ada sensasi rasa, serta mengawetkan kandungan vitamin C itu agar lebih stabil.
“Berbeda dengan sparkling water, menambahkan air soda artinya memang menambahkan pengawet di dalamnya,” kata dia, mengingatkan.
Zat yang biasa ditambahkan antara lain sodium bicarbonate, sodium sitrat, atau disodium fosfat. Jika ditambahkan, zat tersebut memang bisa mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu oleh orang tertentu, beberapa jurnal kesehatan mengatakan dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan. Biasanya muncul bermacam-macam gejala, mulai dari sembelit, perut tidak nyaman, bahkan diare.
Rita merinci, “Dari perspektif keseimbangan gizi, ini jelas mengganggu, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar, dalam waktu tertentu ini berpengaruh pada kepadatan tulang, jadi perlu hati-hati mengonsumsinya.”
Mineral-mineral yang diikatkan ini seperti sodium bikarbonat, disodium fosfat, sodium sitrat, bahkan tambahan pengawet lain, seperti sodium benzoat dan potasium sorbat, dalam jumlah tertentu justru membuat pH lambung makin asam, artinya membuat vitamin C tersebut makin sensitif bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung.
“Bahkan sebenarnya risiko ini tidak hanya untuk yang memiliki lambung sensitif tetapi semua orang. Memang mereka yang lambungnya sensitif akan lebih cepat terpicu dan merasakan keluhan,” jelasnya.
Secara publik, sebenarnya BPOM memang sudah menentukan dosis aman, tetapi kadang-kadang masyarakat mengonsumsi lebih dari keperluan, baik frekuensi maupun dosisnya. Padahal kandungan zat-zat tersebut juga kita dapat dari makanan lain. Intinya, konsumsi zat-zat seperti larutan soda dan pengawet tadi dalam waktu tertentu akan mempengaruhi kesehatan pencernaan dengan manifestasi klinis seperti disebutkan.
“Tak heran ada yang sampai mengalami keluhan seperti orang keracunan, setelah konsumsi merasa mual, pusing, bisa ada yang sampai muntah, nafsu makan berkurang, hingga iritasi pada kerongkongan. Jadi tidak hanya di lambung,” papar Rita.
Selanjutnya Rita Ramayulis menyebutkan, makin sedikit campuran zat pengawet ataupun zat-zat pengikat lain tentu makin baik. Menurutnya, sebenarnya kita tidak memerlukan zat lain selain yang kita cari, apalagi jika ada efek negatif dari kelebihan kelebihan zat pengawet ataupun tambahan soda.
“Kemudian perhatikan juga dosisnya dan teknologi farmasi yang digunakan. Apakah keasamannya telah diolah agar lebih rendah. Itu semua perlu dipelajari agar kita bisa mengambil keputusan dengan tepat,” pungkasnya.
Untuk menjawab kebutuhan inilah, Kalbe Nutritionals menghadirkan produk baru HiC1000 sebagai alternatif suplemen vitamin C drink yang lebih sehat untuk masyarakat dan tidak memicu risiko pada kesehatan pencernaan dan sistem-sistem lainnya di tubuh kita.
Head of Brand HiC1000 Adelia Pramasita meyakinkan, “Minuman vitamin C ini aman untuk dikonsumsi setiap hari. Tidak bersoda, menggunakan buffered vitamin C sehingga nyaman di lambung, dan tidak menggunakan pengawet.”