• Foto
  • Video
  • Indeks
Follow Us on Facebook Follow Us on Twitter Get Latest News From Us

Harian Nasional

Sabtu, 06 Maret 2021 | 05:16 WIB

  • Terpopuler
  • Terkomentari
  • Home /
  • Foto /
  • Travel & Lifestyle

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk

ANTARA | IGGOY EL FITRA
Sabtu, 02 November 2019 07:42
Beruk (Macaca nemestrina) lazim dijumpai di kawasan Pariaman, Sumatera Barat. Namun, kini tak sedikit primata tersebut telah bertransformasi peran dari hewan liar menjadi terlatih. Pemetik kelapa nan ulung.

Kisah transformasi peran beruk tersebut berawal di Kabupaten Pasaman Barat. Beruk kala itu masih dicap sebagai hama yang sangat meresahkan petani. Beruk-beruk liar merusak tanaman. Petani pun memburu dan menangkapnya untuk dijual.

Beruk usia anak-anak hingga dewasa yang berhasil ditangkap ditampung di Pasar Ternak Sungai Sariak, Padangpariaman, dan dijual seharga Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. Para pembeli beruk umumnya bertujuan mempekerjakan hewan primata itu sebagai pemetik kelapa.

Namun, pembeli harus lebih dulu melatih beruk liar tersebut untuk ‘'mengerti'' perintah manusia. Demi target ini, tidak jarang dalam masa pelatihan beruk mengalami kekerasan fisik oleh pemiliknya yang tidak sabar menyaksikan ‘'asisten'' pemetik kelapa itu menjalankan tugasnya.

Rentetan perjalanan transformasi peran serta ‘'nasib'' beruk itulah yang menginspirasi Desa Apar, Pariaman, mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB). Bukan nama perguruan tinggi formal, melainkan sekolah khusus untuk beruk yang terletak di ketinggian, tepatnya di pohon.

Sekolah khusus yang dibangun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) tersebut juga memiliki kurikulum (pedoman melatih beruk). Menurut kurikulum ini, dibutuhkan waktu hampir setahun untuk mengubah beruk liar menjadi hewan pemetik kelapa terlatih dan andal.

Dari rentang satu tahun tersebut, dalam tiga bulan pertama beruk dikenalkan pada makanan khusus seperti gula aren, susu, nasi, dan sayur-sayuran. Tiga bulan berikutnya baru beruk dikenalkan secara bertahap cara memetik buah kelapa.

Mengiringi skill itu, harga beruk terlatih pun naik berlipat-lipat dari sebelumnya ketika berpredikat beruk liar. Per ekor beruk terlatih dibanderol mulai Rp 750 ribu hingga jutaan rupiah.

Desa Apar berencana menjadikan STIB sebagai objek wisata, menawarkan interaksi pengunjung dengan beruk terlatih. Pengunjung juga akan mendapatkan kelapa muda yang dipetik beruk terlatih lulusan STIB langsung dari pohonnya.

FOTO & TEKS: ANTARA | IGGOY EL FITRA

  (adm/adm)

  • Tweet

Foto Lainnya:

  • Membunuh Stres di Danau Sunter

  • Produksi Hio Menjelang Imlek

KATEGORI

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks

Dapatkan newsletter update berita setiap hari dengan menyertakan E-Mail Anda.



PT. BERITA NASIONAL
Jl. Teuku Cik Ditiro 77 Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp : 021-315 2699
E-Mail Redaksi :
redaksi@harnas.co
Info Pemasangan Iklan :
iklan@harnas.co

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Lihat Versi Mobile

Copyright 2018 © Harian Nasional. Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.