Hari-hari Tompul kian padat menjelang Hari Raya Imlek. Saat seperti itu, warga Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang, Banten, ini kebanjiran pesanan hio atau dupa. Produksinya bahkan meningkat tiga kali lipat dari hari biasanya.
Hio terbuat dari serbuk kayu, air, lem khusus, pewangi, dan pewarna. Setelah semua bahan dicampur, adonan yang hampir menyerupai tanah liat ini diserahkan ke pekerja untuk ditempel ke hio.
Gambar naga menggunakan cetakan, pekerja tinggal memutar hio sambil menempelkan adonan secara perlahan-lahan. Selesai ditempel, hio dikeringkan selama dua hari.
Pembuatan hio sangat tergatung dengan cuaca. Bila cuaca cerah mereka bisa membuat hio dalam waktu dua minggu. Namun, jika hujan pembuatan bisa sampai satu bulan.
Tak hanya dupa hio, mereka juga membuat Hio Naga, Samkai, dan Crucut. Harganya bervariasi. Hio Naga dipatok Rp 15.000 per batang, Hio Samkai Rp 300 per batang, sedangkan Hio Crucut Rp 9.000 per batang.
NASKAH/FOTO: HARIAN NASIONAL|AULIA RACHMAN
(ank/fer)