Senja belum juga datang. Sinar matahari pun masih terasa dekat. Namun, Danau Sunter tetap ramai pendatang. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia ada di sana.
Jika ada keramaian, otomatis, banyak pedagang yang datang. Danau seluas 33 hektare yang dibangun 1970-an itu pun menjadi tempat rekreasi. Ada banyak alasan warga berdatangan: sekadar melepas penat, membunuh stres, sampai mencari peruntungan lewat memancing.
"Daripada di rumah, mending di sini, mancing. Olahraga biar enggak stres," tutur Ardani, salah seorang warga yang berkunjung ke Danau Sunter.
Umur Ardani sudah 53 jalan, begitu ia menyebutnya. Teman sebayanya, kata Ardani, banyak yang terkena strok. Alhasil, Ardani memilih untuk sering keluar rumah demi mencegah stres. Memancing di Danau Sunter yang kerap dipilih.
"Masalah dapat atau enggak, urusan nanti. Yang penting senang," tuturnya. Dalam seminggu, Ardani bisa tiga hingga empat kali menyambangi Danau Sunter untuk memancing. Biasanya dilakukan setelah pulang kerja. Ada banyak jenis ikan yang ada di Danau Sunter. Biasanya, pemancing mengincar mujair, nila, juga lele.
Danau Sunter berada di Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dengan luas 33 hektare, danau buatan ini terbagi dua, yakni Sunter Barat dan Sunter Timur.
Danau Sunter dibangun sebagai salah satu upaya mengendalikan banjir. Seiring waktu, danau tersebut juga dimanfaatkan sebagai area rekreasi. Ada yang memancing, berenang, bermain sepeda bebek, atau sekadar duduk santai sambil mencicipi sejumlah jajanan.
Tak heran jika Pemerintah Kota Jakarta Utara mengukuhkan Danau Sunter sebagai salah satu objek wisata, bagian dari program 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir, seperti kawasan Sunda Kelapa, Kampung Luar Batang, juga Sentra Perikanan Muara Angke.
Foto & Teks: Harian Nasional | Aulia Rachman
(ank/fer)